PEMALANG, Joglo Jateng – Sebagai daerah yang wilayahnya dekat dengan pesisir pantai, Ulujami memberikan kesempatan emas bagi warganya untuk memaksimalkan perekonomian melalui industri perikanan. Salah satu industri perikanan yang berhasil dikembangkan adalah kuliner Bandeng Salto, yang mulai familier di Kabupaten Pemalang, bahkan hingga luar daerah.
Bandeng Salto sendiri merupakan branding pada produk yang berasal dari akronim salai dan presto (salto). Merujuk pada namanya, kuliner olahan bandeng kemasan ini menampilkan salai bandeng dan bandeng presto yang telah dibumbui dengan rempah-rempah terbaik, sehingga menghasilkan aroma dan rasa nikmat yang otentik.
Sedangkan sentra pengolahan Bandeng Salto kini berada di bawah naungan Badan Usaha Milik Desa Bersama (Bumdesma) Rukun Makmur Ulujami, yang pabrik pengolahannya berada di desa Blendung. Didukung oleh mesin produksi yang memadai, sentra pengolahan dapat memenuhi kebutuhan pasar hingga satu ton bila diperlukan.
Direktur Bumdesma Sardiyan mengungkapkan, munculnya ide pembuatan olahan bandeng ini dilatarbelakangi oleh keresahan warga terhadap komoditas ikan bandeng yang harganya dianggap masih kurang menguntungkan petani tambak. Padahal dikatakan, industri ikan tambak di Ulujami telah dapat memenuhi kebutuhan ikan di banyak kota.
“Kita sering memasok bandeng ke luar daerah seperti Purwokerto, Jogja, Semarang, hingga Jakarta. Tapi dikarenakan cara linear semacam itu, akibatnya kita kesulitan menentukan harga pasar. Jadi dengan mengolah hasil panen menjadi Bandeng Salto ini, bisa memberi nilai tambah pada produksi bandeng masyarakat,” jelasnya.
Sardiyan mengaku, meski di masa awal pembuatan olahan bandengnya menemui banyak persoalan, pihaknya tetap optimistis untuk memperjuangkan agar Bandeng Salto dapat dikenal oleh khalayak ramai. Perlahan, mimpi Sardiyan mulai terwujud, sebab salai bandeng yang dicetuskan berhasil mendapat perhatian dan dukungan dari banyak pihak karena dianggap inovatif dan kenikmatan rasa yang ditawarkan.
Produk Bandeng Salto sendiri memiliki tiga jenis varian olahan. Yaitu salai/sale bandeng, asap bandeng, serta bandeng presto. Proses pengolahan yang telaten, kualitas ikan yang baik, dan formula bumbu rempah yang serasi membuat cita rasanya yang enak, gurih serta dagingnya yang lembut. Menikmati Bandeng Salto dengan nasi hangat ditemani sambal, akan menambah cita rasa sedap untuk disantap.
Untuk satu bungkus salai bandeng berisi 5 ekor bandeng besar, dibanderol dengan harga Rp 75 ribu. Sedangkan bandeng presto di pasaran dibanderol Rp 30-50 ribu per bungkusnya. Selain di rumah olahan, Bandeng Salto dapat ditemui pada sentra oleh-oleh khas Pemalang. Ke depannya, kuliner ini juga akan menyasar retail-retail terkenal karena sudah mengantongi surat izin resmi dari BPOM.
Sementara itu, sebagai warga asli yang tumbuh di lingkungan tersebut, Sardiyan berharap Bandeng Salto dapat menemani Grombyang sebagai kuliner ikonik Kabupaten Pemalang. Sehingga secara berlanjut dapat membantu kesejahteraan petani budidaya yang sering merugi akibat murahnya hasil panen. (cr2/abd)
Sumber : https://joglojateng.com/2024/01/25/bandeng-salto-kuliner-pemalang-yang-memajukan-ekonomi